PASTE KODE IKLANMU DISINI -->

Fakta dan Mitos tentang GIGI dan MULUT

PASTE KODE IKLANMU DISINI

Fakta dan Mitos tentang Gigi dan Mulut.

Sumber :  

Mitos Sariawan terjadi karena kekurangan Vitamin C :

Faktanya : 
Tidak hanya lantaran kekurangan asupan vitamin C, sariawan juga bisa disebabkan berbagai faktor lain seperti: alergi, stres, penurunan sistem kekebalan tubuh, trauma (tergigit berulang-ulang), ataupun ketidakseimbangan hormon -seperti saat wanita menstruasi. Konsumsi vitamin C dapat mempercepat penyembuhan sariawan, karena sifat vitamin ini membantu memperbaiki jaringan yang rusak. Sariawan yang tidak kunjung membaik dalam waktu 1minggu perlu dikonsultasikan dengan dokter gigi untuk mengantisipasi kemungkinan adanya penyakit bahaya lainnya seperti kanker mulut.

Mitos: Untuk menyembuhkan sakit gigi, Anda hanya perlu menenggak obat-obatan penghilang rasa sakit.



Fakta: 
Rasa sakit untuk sementara waktu mungkin akan hilang, tapi bukan berarti bahwa gigi sudah sembuh. Bakteri pebabkan infeksi gigi tetap ada sehingga rasa sakit bisa muncul kembali. Untuk menyembuhkannya, perlu perawatan. Bila gigi berlubang, perlu dibersihkan dan ditambal, tapi jika kerusakan lapisan telah sampai pada lapisan syaraf, yang perlu dilakukan adalah perawatan pada saluran akar lebih dahulu.

Mitos: Untuk mengatasi bau mulut cukup dengan berkumur dengan larut­an penyegar (obat kumur).


Fakta: Penggunaan obat kumur hanya bertahan dalam jangka waktu pendek. Bahkan kandungan alkohol pada larutan ini dapat membuat mulut menjadi kering, sehingga bau mulut akan bertambah hebat. Untuk mengatasi aroma tidak sedap pada mulut adalah membersihkan area gigi, gusi, lidah dan rongga mulut. Setelah tuntas, baru lanjutkan dengan obat kumur untuk  hasil yang maksimal.

Mitos: Bila gigi patah sebagian dan menyisakan akarnya, diamkan saja.


Fakta: Mungkin Anda sudah tidak punya keluhan lagi, tetapi permasalahan yang Anda alami sebenarnya belum tuntas ter­atasi. Akar yang tertinggal tetap harus dicabut, karena bila didiamkan bisa menjadi sumber infeksi.

Mitos: Pencabutan gigi tidak boleh saat tekanan darah sedang tinggi

Fakta: Jika gigi dicabut pada saat tekanan darah sedang tinggi, pendarahan tidak bisa berhenti dan akan membahayakan kese­hatan secara keseluruhan. Pada kondisi pasien dengan tekanan darah tinggi (hipertensi), pencabutan hanya boleh dilakukan setelah dikonsultasikan oleh dokter spesialis penyakit dalam. Biasanya lebih dahulu pasien akan diberi obat untuk mengendalikan tekanan darahnya.

Mitos: Halitosis (bau mulut) bisa jadi suatu tanda adanya masalah pada organ dalam tubuh.


Fakta: Bau mulut memang bisa disebabkan karena adanya masalah pada organ tubuh. Untuk itu Anda perlu melakukan uji sampel darah dan rotgen serta konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam. Namun sebelum Anda melakukan hal itu, periksa kesehatan gigi terlebih dahulu, karena sebagian besar masalah bau mulut disebabkan masalah gigi, infeksi gusi, dan bakteri mulut yang menghasilkan gas VSC (volatile sulfur compound), penyebab utama bau mulut.

 

Mitos: Gusi berdarah ketika menyikat gigi merupakan masalah sepele dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Fakta: Terlalu keras menyikat gigi dan gusi, dapat menyebabkan gusi berdarah dan menyingkap lapisan gusi. Kebiasaan ini akan membuat gigi mudah go­yang dan tanggal, meski tanpa adanya kerusakan. Gusi sehat tidak akan berdarah bila disikat dengan tekanan normal (sedang). Bila gusi berdarah saat menyikat gigi (dengan tekanan normal), ini tanda adanya peradangan gusi. Penyebabnya, daerah perbatasan antara gigi dan gusi yang kotor.

Mitos: Jika gigi sedang sakit, gunakan pasta khusus untuk gigi sensitif

Fakta: Bila gigi terasa ngilu akibat lapisan email pada gigi dapat menjadi terkikis dan larut –bisa efek minuman asam seperti jus buah atau terlalu keras menyikat gigi, memang bisa diatasi dengan penggunaan pasta gigi sensitif. Kandungan strontium chloride pada pasta gigi sensitive, mampu melapisi kembali lapisan gigi (dentin) yang terbuka. Namun bila rasa sakit ternyata akibat gigi yang berlubang atau infeksi, penggunaan pasta gigi sensitif tidak akan membantu. Yang dibutuhkan perawatan intensif oleh ahlinya.

Mitos: Jika gigi Anda sakit, sebaiknya dicabut saja supaya rasa sakit tidak balik lagi.

Fakta: Menurut drg. A. Irene Sukardi, Sp Perio (K) – dosen kedokteran gigi dari Universitas Indonesia, tanggalnya satu gigi saja akan memengaruhi keampuhan daya kunyah. Karena itu keberadaan gigi dalam mulut harus dipertahankan semaksimal mungkin. Pencabutan gigi merupakan pilihan terakhir. Bila gigi Anda sakit, maka perlu dicari sumber masalahnya dan segera lakukan perawatan intensif.

Mitos: Pencabutan gigi tidak boleh saat sedang sakit demam berdarah.

Fakta: Penyakit demam berdarah akan membuat kadar trombosit penderita turun drastis sehingga darah akan menjadi sulit membeku. Pada kondisi ini bila dilakukan pencabutan gigi, pendarahan akan sukar dihentikan. Biasanya pasien akan diberi obat lebih dahulu untuk mendongkrak kadar trombosit serta diberi infus untuk menjaga kadar cairan di tubuhnya. Setelah nilai trombosit naik mendekati normal (150.000-500.000) barulah pencabutan gigi dapat dilakukan. Tindakan itu pun sebelumnya harus berdasarkan pertimbangan dokter.

Mitos: Jika gigi sedang sakit tidak boleh dicabut karena bisa menyebabkan rabun bahkan buta.

Fakta: ”Sakit yang disebabkan oleh adanya lubang pada gigi, bila sampai infeksi, rasa sakitnya memang bisa menjalar sampai area pipi hingga mata. Terutama pada gigi bagian atas. Tetapi tindakan pencabutan tidak perlu Anda khawatirkan akan membutakan mata, karena syaraf yang terletak pada daerah tersebut berbeda dengan syaraf mata,” tutur drg. Irene.

Mitos : Anak yang punya kebiasaan menghisap jari giginya bisa maju atau tonggos.



Fakta : Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa kebiasaan thumb sucking pada anak dapat menyebabkan gigi depannya tonggos, tapi bergantung pada beberapa hal. Misalnya, sampai berapa lama anak tersebut terbiasa menghisap jari. Seberapa sering ia menghisap jari dalam sehari dan besarnya tekanan hisap si anak juga dapat mempengaruhi derajat keparahan. Kebiasaan menghisap jari yang bertahan antara 36 dan 48 bulan dapat meningkatkan resiko majunya gigi depan secara signifikan.

Mitos : Lebih sering sikat gigi itu lebih baik

Fakta : Menyikat gigi setengah jam setelah makan atau minum secangkir kopi bisa membuat gigi Anda rusak parah. Jangan pula sikat gigi segera setelah minum bersoda atau asam. Pasalnya, asam bisa membakar enamel gigi dan lapisan di bawah enamel (dentin).
 Menyikat gigi 20-30 menit setelah makan dapat mendorong asam lebih masuk dalam gigi, sehingga mengakibatkan terjadinya korosi gigi dan membusuknya gigi jauh lebih cepat. Karena itu, para peneliti menyarankan bila ingin sikat gigi setelah makan atau minum bersoda dan asam, lakukanlah 30-60 menit kemudian, seperti dilansir Dailymail.
(tty)  sumber : www.okezone.com

MITOS : pasta gigi yang mahal selalu lebih baik daripada yang murah.   

Fakta : Hal ini tidak selalu benar, dan beberapa pasta gigi agak mahal bisa sangat efektif. Tanyakan dokter gigi  Anda tentang pasta gigi yang dapat baik untuk situasi tertentu gigi Anda.

Mitos : Menggunakan permen karet tanpa gula dengan xylitol setelah makan dapat menggantikan menyikat dan memiliki efek yang sama. 

FAKTA : Tidak juga, tapi jika Anda tidak dapat sikat gigi setiap habis makan, Anda dapat menggunakan permen karet tanpa gula untuk membersihkan gigi dan menyegarkan nafas Anda. Jangan mengunyah selama lebih dari 10 menit.

MITOS : Saya tidak harus menyikat gigi jika gusi saya berdarah. 

FAKTA : Pendarahan gusi adalah tanda untuk melihat dokter gigi Anda. Namun, jika Anda tidak dapat melakukan hal ini secepat mungkin, Anda bisa menyikat gigi dengan sikat gigi lembut lembut atau tambahan.

MITOS : Jika enamel gigi yang putih, gigi harus dianggap sehat. 

FAKTA : ini sama sekali tidak benar! gigi A dapat terlihat sehat dan putih, tetapi, pada saat yang sama, dapat memiliki rongga, masalah dengan root atau kelainan lain yang memerlukan pengobatan.

MITOS : kesehatan gigi yang baik dapat diwariskan.  

FAKTA :  Faktor tersebut sebagai warisan memainkan peran kecil untuk kesehatan gigi yang baik orang. Aturan utama adalah untuk menjaga kebersihan mulut yang tepat dan mengunjungi dokter gigi Anda secara teratur. 

MITOS : Makan banyak coklat membawa kepada kerusakan gigi.  

FAKTA : Tidak, tetapi jika Anda tidak menyikat gigi Anda atau setidaknya berkumur mulut Anda setiap kali setelah makan cokelat, Anda berisiko lebih tinggi untuk mendapatkan kerusakan gigi. 

MITOS : Makan makanan terlalu panas atau terlalu dingin dapat membahayakan gigi saya.  

FAKTA : makanan terlalu panas atau terlalu dingin Hanya makan teratur dapat berbahaya untuk gigi dan saraf gigi. 

Mitos : Menggunakan tusuk gigi setelah makan dapat memperlebar kesenjangan antara gigi saya.  

FAKTA : Menggunakan tusuk gigi biasa tidak bisa memiliki efek seperti itu, tapi Anda harus sangat berhati-hati ketika menggunakan tusuk gigi karena mereka dapat merusak gusi dan jaringan lunak lainnya di mulut Anda. 

MITOS : Teeth whitening berbahaya karena dapat merusak enamel.  

FAKTA : Modern metode pemutihan gigi, termasuk gigi laser whitening atau teknik Air Flow, memiliki efek berbahaya minimal. Namun demikian, kita harus ingat bahwa pemutihan gigi tidak dapat direkomendasikan bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang memiliki gigi sensitif, enamel bermasalah, jaringan gigi terbelakang, serta untuk ibu hamil dan menyusui. 

MITOS : Setelah pemutihan gigi prosedur apapun tidak tetap bersinar putih untuk waktu yang lama. 

FAKTA : Secara rata-rata, efeknya dapat berlangsung selama sekitar satu tahun atau lebih, tetapi setelah setiap prosedur pemutihan setelah durasi efek biasanya menurun.  

MITOS : Hal ini tidak berbahaya untuk memutihkan gigi Anda dengan natrium bikarbonat biasa.  

FAKTA : Hal ini, sebenarnya, sangat berbahaya, karena natrium bikarbonat kita gunakan untuk memanggang memiliki efek abrasif yang sangat kuat. Jika Anda ingin memutihkan gigi Anda dengan cara yang mudah, gunakan pasta gigi pemutih khusus dengan bikarbonat. pasta gigi tersebut mengandung partikel yang lebih kecil dari bikarbonat dan mereka tidak gigi kerusakan yang banyak. 

MITOS :  Tidak perlu dalam mengambil peduli tentang gigi bayi saya karena dalam beberapa tahun mereka akan rontok.  

FAKTA : Ini benar-benar salah dari berbagai perspektif. Pertama-tama, jika Anda tidak mengambil peduli tentang gigi dini, mereka mungkin akan jatuh sebelum masalah waktu dan sebab dengan menggigit atau pengembangan yang tidak benar gigi permanen anak Anda. Selain itu, perlu untuk memulai mendidik anak-anak Anda untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik sejak anak usia dini. 

MITOS : Setiap jenis perawatan gigi sangat menyakitkan. 

FAKTA : Tidak lagi. Advanced teknologi memungkinkan membuat gigi perawatan gigi tidak menyakitkan dengan menggunakan agen anestesi .

Mitos : Pencabutan gigi tidak boleh dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi. 

FAKTA : Perubahan hormonal yang dialami wanita turut mempengaruhi keadaan di rongga mulutnya. Saat menstruasi, terjadi perubahan hormonal yaitu peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan gusi lebih rentan terhadap peradangan. Meski demikian, pencabutan tetap dapat dilakukan pada saat wanita sedang menstruasi. Untuk menghindari resiko, pencabutan sebaiknya ditunda hingga minggu terakhir siklus menstruasi (hari ke 22-28) di mana kadar estrogen sedang rendah. 

Mitos : Bila gigi anak berlubang tidak perlu ditambal karena nanti juga akan digantikan oleh gigi tetap/permanen. 

FAKTA : Gigi anak yang berlubang tetap harus ditambal, karena gigi yang berlubang dan tidak dirawat dapat menyebabkan infeksi menjalar ke jaringan pendukung gigi. Hal ini akan mempengaruhi gigi permanennya yang sedang dalam tahap tumbuh kembang. Selain itu adanya karies pada gigi anak dapat menyebabkan anak berkurang nafsu makan dan cenderung rewel.

Mitos : Gigi atas yang sakit jika dicabut akan mempengaruhi syaraf mata. Bahkan dapat menyebabkan kebutaan.

FAKTA : Syaraf yang mempersyarafi gigi geligi atas berbeda dengan syaraf mata. Bila seseorang sakit gigi karena karies (lubang gigi) pada gigi atas, penjalaran infeksinya memang dapat mencapai pipi hingga mata. Namun pencabutan gigi atas tidak akan menyebabkan kebutaan. 

MITOS : Ibu Hamil Tidak Boleh Merawat Gigi 

FAKTA : Tidak banyak bukti mendukung pernyataan tersebut. Ibu hamil masih bisa merawat gigi dengan rutin membersihkan gigi dari sisa makanan dan plak di gigi. 

MITOS : Ibu Hamil Tidak Boleh Memakai Pasta Gigi 

FAKTA : Justru sangat dianjurkan memakai pasta gigi saat Anda hendak menyikat gigi. Jika ibu hamil ada yang tidak tahan dengan aroma pasta gigi, bisa mengganti dengan pasta gigi lain yang lebih cocok. 

MITOS : Ibu Hamil Tidak Boleh Rontgen Gigi 

FAKTA : Boleh melakukan rontgen pada bagian mulut saja dan tentu sesuai aturan yang ada dengan jaminan pernyataan yang mendukung sang ibu hamil untuk rontgen gigi. Disarankan menggunakan proteksi atau apron. Untuk ibu hamil sebaiknya tetap menjalankan pemeliharaan gigi secara teratur dan aman. Merawat gigi selama masih dalam keadaan wajar sangat dibutuhkan. Usahakan tidak berlebihan dalam menanggapi mitos-mitos kehamilan yang ada. 

MITOS : Ibu Hamil Tidak Boleh Cabut Gigi 

FAKTA : Bagaimana seandainya ibu hamil menderita sakit gigi yang memerlukan penanganan cabut gigi? Apa harus menunggu sampai bayi lahir? Gigi yang rusak dan perlu dicabut, jika mengalami penundaan tindakan akan menjadi peradangan pada mulut. Jika diputuskan dicabut juga akan memicu kontraksi. Sejalan perkembangan dunia medis, tentu sudah ada obat untuk mengatasi kontraksi saat pencabutan gigi. 

Mitos : Minuman Olahraga sangat Aman untuk gigi. 

FAKTA : minuman olahraga bisa merusak gigi. Penelitian menunjukkan bahwa minuman olahraga yang mengandung asam sitrat bisa merusak gigi. Penelitian ini dilakukan dengan merendam gigi selama 90 menit, sebagai simulasi bagi orang yang suka meminum minuman olahraga sepanjang hari. Ternyata lapisan enamel gigi sebagian sudah hilang. Hal ini karena minuman olahraga tersebut bocor hingga ke lapisan bawah enamel, sehingga menyebabkan gigi menjadi lunak dan lemah. Kondisi ini disebut dengan erosi gigi yang bisa mengakibatkan kerusakan dan mudah lepasnya gigi jika tidak segera diobati. Menggosok gigi sesudah mengonsumsi minuman olahraga tidak akan membantu, tapi kemungkinan bisa menyebabkan kerusakan semakin parah. Hal ini karena lapisan enamel gigi menjadi lunak setelah mengonsumsi minuman olahraga, sehingga lebih mudah mengalami abrasi oleh pasta gigi. Untuk mencegah erosi pada gigi, sebaiknya mengonsumsi minuman olahraga secara wajar dan tidak berlebihan. Serta tunggu minimal 30 menit sebelum menggosok gigi, agar lapisan enamel gigi sudah lebih keras. Jika sering mengonsumsi minuman olahraga, berikan penetral asam dan menggunakan pasta gigi yang bisa membantu menguatkan kembali enamel yang lunak tersebut.


Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Menu Resep


PASTE KODE IKLANMU DISINI

Baca Juga:

Langganan Resep Via Email
Powered by Blogger.

Random Posts

randomposts

Recent Posts

recentposts
Berita Nasional
Copyright © | by: Me