PASTE KODE IKLANMU DISINI -->

Legenda Masohi Maluku - Legenda Kali Udang

PASTE KODE IKLANMU DISINI

Legenda Kali Udang.

sebelum bangsa Nunusaku memasuki Pulau Seram,di bumi seram sudah dihuni oleh suku Dadi.Konon suku Dadi adalah suku israel yang hilang yang disebut suku Gad yaitu suku yang keturunannya ditugaskan sebagai sebagai panglima perang.Ciri khas mereka yaitu memiliki jiwa humoris,suara merdu,dan memiliki Kaana yaitu sikap membabi buta seperti kerasukan kala sedang berperang.Tanda kaana yaitu mata mereka akan memerah dan hasrat memotong kepala musuh dengan beringas begitu besar,karena memiliki sikap kaana ini suku Gad dijadikan sebagai suku perang.
Suku Dadi masih memegang teguh ajaran nenek moyang mereka yaitu ,menyembah satu tuhan yang mereka sebut Yahweya.Suatu ketika kepala suku memiliki seorang anak lelaki bernama Dounu.Semua warga bergembira atas kelahiran Dounu. Kecuali Buleke yaitu dukun yang sakti .Buleke sangat iri dengan kepala suku, lalu mulai berniat jahat untuk mencelakakan Dounu.
Buleke sengaja membuat istri Dounu sakit aneh.segala cara telah dilakukan Dounu tapi istrinya tak kunjung sembuh.lalu Buleke membisikan ketelinga Dounu bahwa ada cara untuk menyembuhkan istrinya yaitu membawa buah pala dan daun sirih ke pohon sagu yang tdk ada durinya di hutan keramat.Buleke sengaja membohongi Dounu agar Dounu masuk ke hutan terlarang dan mati disana.Tapi karena putus asa Dounu nekat menyusuri hutan terlarang tersebut untuk mencari pohon sagu yg dimaksud,Ia melewati banyak bahaya mulai dari hewan buas dan mahluk gaib tapi Dounu adalah pria perkasa dan mempunyai ilmu tinggi ,ia berhasil selamat dari segala macam bahaya di hutan tersebut.Berhari hari dalam pencarian,membuatnya mulai menyerah ,Karena tak ada pohon sagu yang dimaksud.Dounu lalu memutuskan untuk menaruh sesajen tersebut di pahon sagu yang paling besar di hutan tersebuy.lalu berkata.
"Yahweya aku sudh putus asa.aku tak bisa temukan pohon sagu yang tak berduri.Mungkin Buleke sudah membodohiku.karena itu aku bertaruh padamu menaruh pala dan sirih ini ke pohon sagu besar ini sebagai tanda.Dan jika Istriku sembuh aku akan balik menebang pohon sagu ini dan membagikannya ke masyarakat "
Nazar Dounu terkabul sekembalinya dari hutan terlarang.Ia melihat istrinya sedang memasak dengan wajah yang segar.Kisah Dounu ini tersebar di warga.Buleke tak menyangka Dounu pulang dengan selamat.ia Marah dan kecewa.
Tak habis akal Buleke lalu menghasut warga.Ia mulai mangarang ngarang cerita,bahwa pohon sagu yang didapati Dounu adalah pohon sakti.
"Kalian tidak merasa rugi .bila Dounu menebang pohon tersebut? Lalu kenapa kalian gak di ijinkan kesana juga,padahal kalian punya masalah lebih banyak." Kata Buleke.lalu seorang warga berkata.
"Tapi disana banyak hewan buas .kita bisa mati kalau kesana "
"Jangan percaya omongkosong Dounu .ia berkata begitu agar keajaiban pohon sagu itu hanya untuknya saja." Bantah Buleke.
"Tapi kata Dounu itu bukan pohon sakti ia hanya pohon biasa .yang menyembuhkan istrinya adalah Yahweya" Tambah warga lain.
"Kalian tau apa ! saya yang dekat dengan Dounu jadi saya tau cerita sebenarnya .Pohon sagu itu adalah pemberian Yahweya untuk suku kita.tapi karena keserakahan Dounu ,ia hanya ingin keajaiban pohon tersebut untuk dirinya sendiri.jadi sebelum terlambat pergilah masuk kehutan"
Bualan Buleke ini berhasil mencuci otak warga ,karena itu mereka beramai ramai masuk ke hutan tanpa sepengetahuan kepala suku dan Dounu.Sialnya setelah masuk hutan banyak dari sebagian mereka yang mati terkena terkaman hewan buas dan bisa ular.Dari beberapa yang selamat,mereka berhasil sampai di pohon yang di maksud .mereka mengenal pohon tersebut adalah yang paling besar dan ditandai dengan pala dan sirih yang di tancapkan ke pohon.
Namun kesialan kembali terjadi lagi .Akibat masing masing warga memaksa untuk lebih dulu menaruh sesajennya.Meraka berperang satu sama lain hingga banyak yang tewas.Yang tersisa dari perang itu sepakat untuk damai.Dan menaruh sesajen secara berurutan.
Warga yang selamat kemudian kembali ke kampung .tapi mereka sangat kecewa dan marah karna tak satupun hajat mereka terkabulkan.Mereka sadar sudah di bodohi oleh Buleke .Lalu mereka mengajak warga lain mencari Buleke untuk membunuhnya.
Mereka melihat Buleke sedang bersemedi di atas batu.Seorang warga dengan membabi buta lalu memotong leher Buleke hingga jatuh ketanah.Keanehan terjadi Buleke masih hidup.Warga ketakutan dan berkata.
"Kamu sebenarnya siapa ?"
Buleke menjawab
"Aku adalah iblis yang bertugas menggoda kalian agar tak menyembah Yahweya.Dan kalian tau !!! negeri kalian akan terkena bencana bila Dounu masih ada disekitar kalian"
Lalu Buleke menghilang di antara kepulan asap hitam pekat yang keluar dari pori pori mayatnya.
Warga berbondong bondong kerumah kepala suku mencari Dounu, namun karena asap hitam itu sudah terhirup oleh warga sehingga membuat mereka jadi Kaana,Kaana yang tak bisa dihentikan dan dikendalikan.Akibatnya Dounu dan Ratusan warga bertarung hebat,namun Dounu tak mudah dikalahkan bahkan membunuh banyak warga.Karena tak ingin korban lebih banyak Dounu lari ke Hutan terlarang menuju Pohon sagu tersebut.Ajaib Dounu masuk kedalam pohon sagu tersebut untuk bersembunyi.
Warga yang masih Kaana itu terus mencari Dounu hingga sampai di pohon sagu tersebut.Lalu mereka memotong pohon sagu tersebut dan keluarlah darah dari potongan tersebut.Dounu tewas bersama rubuhnya pohon sagu tersebut.Dari Akar pohon tersebut keluar mata air yang jernih lagi menyegarkan.Setiap warga yang terkena air itu jadi sadar dari pengaruh Kaana.setelah sadar mereka sangat menyesal telah membunuh Dounu.Maka dari itu, masing masing dari mereka bersumpah untuk tak kembali ke kampung dan memutuskan seumur hidup menjaga mata air tersebut.Dari mata Air tersebut muncul pertama kali adalah udang ,makanan kesukaan Dounu.Sehingga mereka sepakat menamai mata Air tersebut yang sudah menjadi sungai dengan nama KALI UDANG.

Untuk Navigasi Lengkap Silahkan Kunjungi Menu Resep


PASTE KODE IKLANMU DISINI

Baca Juga:

Langganan Resep Via Email
Powered by Blogger.

Random Posts

randomposts

Recent Posts

recentposts
Berita Nasional
Copyright © | by: Me